Terminal pada Alternator: Jantung Sistem Kelistrikan Mobil

Share

Alternator merupakan komponen kritis dalam sistem kelistrikan mobil, berperan sebagai generator yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik untuk mengisi baterai dan memasok daya ke sistem elektrik saat mesin berjalan. Salah satu aspek penting dari alternator adalah terminal-terminalnya, yang memfasilitasi berbagai fungsi penting.

Terminal pada Alternator Konvensional

Alternator konvensional memiliki beberapa terminal utama:

  • Terminal N: Terhubung dengan stator coil, berfungsi untuk menghasilkan tegangan listrik bolak-balik ke kumparan pada voltage regulator.
  • Terminal F: Mengatur tegangan dan arus listrik yang mengalir menuju rotor coil.
  • Terminal B: Terhubung dengan baterai mobil dan voltage regulator, berfungsi sebagai terminal pengisian baterai.
  • Terminal E: Sebagai grounding, terhubung dengan body alternator dan massa.
  • Terminal IG: Terhubung dengan kunci kontak, menghidupkan voltage regulator.
  • Terminal L: Terhubung dengan lampu indikator baterai di dasbor, menjadi titik poin ketika stator coil menghasilkan arus listrik.

Terminal pada Alternator dengan IC Regulator

Alternator dengan IC Regulator lebih canggih, memiliki pengontrol elektronik untuk mengatur tegangan listrik:

  • Terminal B+: Terminal positif yang sumber alirannya berasal dari baterai mobil.
  • Terminal B-: Ground atau terminal negatif yang terhubung dengan bodi mobil.
  • Terminal W atau L: Mengatur sistem lampu pada mobil.
  • Terminal IG atau R: Terhubung dengan sistem ignition, mengatur pengisian baterai saat mobil menyala.

Pengetahuan tentang terminal-terminal ini sangat penting untuk pemeliharaan dan pemecahan masalah sistem kelistrikan mobil. Dengan pemahaman yang baik, Anda dapat memastikan bahwa mobil Anda selalu dalam kondisi prima dan siap untuk perjalanan yang aman dan nyaman.

Baca Juga  Balancing Ban Mobil: Pentingnya Keseimbangan untuk Kenyamanan Berkendara
  • March 15, 2024